Aku …
Adalah manusia biasa …
Aku terlahir tidaklah sempurna
..
Bagiku hidup adalah kertas
yang tak memiliki warna
Akan tetapi hidup itu
adalah sebuah anugrah
Bila kita mampu membuatnya
menjadi indah
Aku memang sendiri
namun aku pasti bisa
aku takkan letih menggapai
obsesi
dalam waktuku yang masih
tersisa
aku takkan menangisi
segala derita
karena aku akan bangun
dalam segala keterpurukanku
aku bukanlah orang yang
lemah
yang hanya bisa terdiam
pasrah
aku bisa menggapai segala
mimpiku
aku pasti bisa …
Selesai sudah aku
merangkai puisi ku dikertas ini yang sesungguhnya benar-benar nyata dalam
kehidupanku dan apa yang ku rasakan .Namaku adalah merpati aku hidup dengan
kakakku dan juga tanteku aku telah kehilangan kedua orang tuaku , Ibuku meninggal
pada saat ia berjuang untuk melahirkan aku ke dunia ini ternyata dia
mengorbankan nyawanya untukku. Ayahku adalah seseorang yang bekerja disebuah
perkantoran namun malangnya ia dibunuh dan ditipu sesadis itu . Ada seorang
teman Ayahku sendiri yang membenci Ayahku sampai ia tega untuk menipu Ayahku
lalu membunuhnya karena ia tak suka Ayahku yang selalu sukses dalam
pekerjaannya ia meninggal saat aku masih berusia satu tahun , kini aku sendiri
aku ingin duduk di pangkuan kedua orangtuaku sekali saja meskipun hanya sedetik
aku akan teramat merasa bahagia sekali. Ibu Ayah aku sangat merindukan kalian
aku bisa merasakan rasa sayang kalian untukku yang begitu besar meskipun kau
tak terlihat, kau tak berada disini namun aku
bisa merasakannya, aku sama seperti anak-anak yang lain aku juga
mempunyai orang tua yang sangat sayang padaku.
Hari ini adalah hari pertama aku duduk dibangku kelas 1
smp . Aku duduk dengan teman sebangkuku yang bernama rere , rere sangat baik
kepadaku namun kehidupannya sangat berbeda jauh dengan kehidupanku beruntung
menjadi Rere ia masih mempunyai keluarga yang utuh , tak seperti aku.
Sore Ini Rere dating kerumahku membawakan beberapa potong
pizza kesukaanku Rere adalah sahabat yang baik untukku aku sering membagi semua
kisah tentang kehidupan ku kepadanya karena hanya dialah yang bagitu dekat
denganku, sedangkan kakakku sedang bersekolah diluar negeri. Namun terkadang,
aku kasihan dengan fisik rere yang tidak sempurna ia sering sakit dan dirawat
hingga keadaannya kritis karena ia mengidap penyakit Paru-Paru Basah.
Sekarang tanggal , 13 November 3 hari lagi adalah ulangan
semester disekolahku aku berharap bisa mendapatkan peringkat pertama dikelasku.
Aku giat berlajar bahkan aku sering belajar bersama sahabatku Rere dirumahnya ,
aku senang bermain kerumah Rere karena dirumahnya ada seekor burung merpati
putih yang sangat lucu hal itu mengingatkan aku akan Ibu dan Ayahku yang dulu memberikan
aku nama Merpati kata Nenekku alasannya agar aku bisa kuat menghadapi hidup
yang banyak rintangan ini dan aku bisa cantik seperti Merpati.
Pada saat sehari sebelum UAS aku kembali ke rumah Rere
untuk belajar bersama, dan ketika aku pencet bel rumah Rere tak ada satupun
orang yang membukakan pintu. Aku langsung mengirim pesan singkat untuk rere Re, kamu dimana? Aku sudah ada didepan rumah
kamu nih. Kamu ngga ada dirumah ya? Beberapa
menit kemudian ada pesan singkat balasan dari Rere Merpati, ini Tante mamanya Rere maaf ya merpati Rere baru saja dibawa
ke rumah sakit karena penyakitnya kembali kambuh tadi tante harap kamu segera
kesini ya Rere sangat membutuhkan kehadiran kamu Aku kaget membaca pesan
singkat yang baru saja aku baca tadi tanpa berfikir panjang aku langsung
berangkat menuju rumah sakit tempat sahabatku Rere dirawat.
Aku senang bisa mendengar kabar sahabat ku semakin hari
kian membaik walau dia tidak bisa mengikuti UAS kemarin dan belum diperbolehkan
untuk pulang dari rumah sakit, aku sangat merindukan Rere aku ingin sekali
berbagi segala ceritaku untuknya dan akupun ingin mendengar semua ceritanya dan
bisa membantunya untuk terus memiliki semangat untuk hidup .
Malam ini, mungkin adalah malam yang sungguh aneh bagiku
biasanya Rere mengirim pesan singkat untukku akan tetapi malam ini tidak
seperti biasanya, aku khawatir dengan keadaan sahabatku tanpa aku melihat
sekarang jam berapa aku segera bergegas untuk pergi kerumah sakit tempat Rere
dirawat. Sepanjang perjalanan aku menatapi foto-foto ku bersama Rere aku
menangis aku sangat merindukan Rere aku ingin ia segera sembuh dan dapat
tersenyum bersamaku lagi, tanpa terasa aku jatuhkan air mata ini.
Sesampainya dirumah sakit aku melihat Tante Reyra, dan Om
Daniel sedang tergesa-gesa menuju sebuah mobil Jenazah sambil berpelukan dan
menangis dan sesekali mereka usap kembali dengan tissue yang mereka genggam.
Aku segera menghampiri mereka, “om tante kenapa menangis bagaimana keadaan Rere
tante ?” tanyaku kepada kedua orang tua Rere. Tante Reyra langsung memelukku
sambil menangis dipelukanku “Rere sudah pergi Merpati Rere tinggalkan Om dan
Tante “ Jawab tante Reyra sambil menangis dengan kesedihan yang tak
tertahankan. Aku ikut menangis aku mengerti perasaan mereka akupun merasakan
rasa kehilangan yang amat sangat mendalam. “ Om, tante harus kuat hidup memang
tak selamanya indah kehilangan orang yang sangat kita sayang memang sangat
menyedihkan namun kita harus kuat, kita harus bisa menghadapi segalanya”.
Kataku kepada kedua orang tua Rere sambil sedikit-sedikit menjatuhkan air
mataku meskipun sebentar-sebentar aku menghapusnya. “ ia terima kasih ya Merpati, sebelum Rere
pergi ia menitipkan sebuah surat dan sebuah kotak ini untuk kamu” ujar tante
Reyra. “Ia tante makasih ya” jawabku sambil ku buka surat dan kotak dari
sahabatku, perlahan aku membuka kotak itu yang berisi seekor burung merpati
milik rere yang bernama “Patih” dan kubuka selembar surat untukku dari Rere.
Teruntuk sahabatku,
Merpati kamu adalah sahabatku yang paling baik dan paling mengerti keadaan dan
perasaanku ini. Aku tahu kamu sangat sedih Karena kehilanganku karena ku tau ku
sering mendengar kamu sangat menyayangi ku kamu sangat membutuhkan kasih
sayang. Merpati walaupun aku pergi aku gakan pernah berhenti untuk menyayangi
kamu sebagai sahabatku seperti yang kamu bilang tak selamanya orang-orang yang
kamu sayang yang pergi meninggalkan kamu itu jahat, ia kan? Aku pun sama aku
akan terus menemani dan mendoakan kamu jauh disini . jangan menangis lagi
sahabat kamu adalah yang terbaik untukku .
Aku meneteskan air mata
diatas surat yang Rere berikan untukku lalu aku dekap surat itu di dadaku. “
Rere aku sangat menyayangimu sahabat aku akan selalu menjaga burung merpati
yang kamu berikan untukku dan aku akan selalu berusaha untuk tidak menyerah
diatas problema kehidupan, aku ingin kamu seperti aku yang selalu berjuang
untuk tersenyum diatas semuanya dan takan ada kata pasrah selama kita mampu”
ucapku.